HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DENGAN KEJADIAN TB PARU DI DESA SIDOSARI KECAMATAN NATAR 2021

Authors

  • Wayan Aryawati Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Malahayati
  • Jupri Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Malahayati
  • Astrid Eka Maylandaru Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Malahayati
  • Diana Helen Cantika Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Malahayati
  • Bayu Permadi Utomo Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Malahayati

Keywords:

Merokok, Tb Paru

Abstract

Tuberculosis paru merupakan salah satu penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri yang bernama Mycobacterium tuberculosis.TB paru menyerang lebih dari 75% penduduk usia produktif  dan  20-30%  pendapatan  keluarga  hilang  setiap  tahunnya  akibat  TB.  Seorang penderita aktif TB akan menularkan kepada 10 hingga 15 orang disekitarnya pertahun, dantanpapengobatan yang efektif, 50-60% penderita TB akan meninggal dunia. Di provinsi lampung, TB masih banyak terjadi, salah satunya di wilayah kerja Puskesmas Lampung Selatan. Puskesmas Hajimena merupakan salah satu puskesmas yang di wilayah kerja nya terdapat 3 kejadian TB Paru setiap tahunnya. Tujuan dari kegiatan KKL-PPM yaitu, untuk mengetahui bagaimanakah hubungan perilaku merokok dengan kejadian Tb Paru di Sidosari selain itu menjadi bahan kajian dan evaluasi dalam upaya penurunan kejadian Tb Paru. Metode pengambilan data dalam kegiatan KKL-PPM ini yaitu kualitatif dengan wawancara dan survei, dengan jumlah sampel sebanyak 18 KK di desa sidosari kecamatan natar kabupaten lampung selatan.   penentuan sampel dengan menggunakan total sampling. Data yang telah terkumpul, kemudian  dianalisis  menggunakan  metode  USG  &  MCUA.  Berdasarkan  hasil  penilaian kelompok dengan menggunakan metode USG & MCUA serta menggunakan metode fishbone untuk  menganalisa  penyebab  masalah.  Berdasarkan  hasil  analisis  yang  dilakukan  dengan metode USG & MCUA bawha TB Paru menjadi perioritas masalah yang ditunjukan dengan skor penilaian dengan menggunakan metode MCUA dan USG yaitu 730, hipertensi 595 dan ODGJ 175 dan diketahui bahwa dari jumlah sempel sebanyak 18 KK, 8 KK (40%) diantaranya merupakan perokok aktif. Dengan demikian peneliti menyarankan agar diadakannya penyuluhan dan edukasi masyarakat tentang bahaya perilaku merokok terhadap penyakit TB melalui media yang mudah dipahami oleh masyarakat sekitar, serta dilakukanya pemantauan secara khusus terhadap Penderita.

References

I KETUT SWARJANA, S.K.M., M. P. H. (2015). metodologi penelitian kesehatan (Edisi Revi; Monica Bendatu, ed.). Yogyakarta: CV. ANDI OFFSET.

Luz Yolanda Toro Suarez. (2015). HUBUNGAN MEROKOK DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SETU KOTA TANGERANG SELATAN. 1–27. Retrieved from repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37490/1/LAILA.

Soekidjo Notoatmodjo, (2010). Promosi kesehatana Teori dan Aplikasi(Edisi Revi). jakarta: PT RINEKA CIPTA.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2016). Pedoman Umum Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga. Kementerian Kesehatan RI. https://www.kemkes.go.id/resources/download/lain/Buku Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga.pdf

Downloads

Published

2021-07-25

How to Cite

[1]
W. Aryawati, Jupri, A. E. Maylandaru, D. H. . Cantika, and B. P. . Utomo, “HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DENGAN KEJADIAN TB PARU DI DESA SIDOSARI KECAMATAN NATAR 2021”, IJOHM, vol. 1, no. 3, pp. 417–421, Jul. 2021.

Issue

Section

Articles