GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA MENGENAI KARIES GIGI DI DESA PETIKEN, DRIYOREJO, GRESIK TAHUN 2020
Keywords:
Pengetahuan, Karies gigi, RemajaAbstract
Karies gigi adalah penyakit jaringan gigi yang ditandai dengan kerusakan jaringan, dimulai dari permukaan gigi (ceruk, fissure dan daerah interproksimal) meluas ke arah pulpa. Karies gigi dapat dialami oleh setiap orang dan dapat timbul pada satu permukaan gigi atau lebih, serta dapat meluas ke bagian yang lebih dalam dari gigi. Remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa. Pada masa ini banyak perubahan, baik hormonal, fisik, psikologis, hingga ligkungan sosial. Menurut Akademi Pediatri Amerika (American Academy of Pediatric Dentistry / AAPD, remaja memiliki kebutuhan yang berbeda, salah satunya memiliki potensi karies yang tinggi. Masalah kesehatan gigi dan mulut dapat berdampak pada penguyahan, kegiatan disekolah, kepercayaan diri, dan perkembangan sosial dikalangan remaja. Masalah dalam penelitian ini adalah tingginya DMF-T pada remaja di Desa Petiken, Driyorejo, Gresik dengan jumlah keseluruhan 4,7. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan mengenai karies gigi pada remaja di Desa Petiken, Driyorejo, Gresik. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan jumlah responden 37 remaja di Desa Petiken, Driyorejo, Gresik dengan rentan usia 12-18 tahun. Metode pengumpulan data dengan pengisian kuesioner. Teknik analisis data dengan cara menghitung rata-rata (mean) dalam bentuk persentase dan disajikan dalam bentuk tabel. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa presentase pengetahuan remaja mengenai karies gigi sebesar 54,97%, nilai ini masuk dalam kategori kurang. Persentase tersebut dilihat dari hasil 4 aspek yaitu pengetahuan tentang penyebab karies gigi, pengetahuan tentang akibat karies gigi, pengetahuan tentang pencegahan karies gigi, pengetahuan tentang perawatan karies gigi.
References
Ali, M. &. (2012). Psikologi remaja perkembangan peserta didik. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Arifah. (2016). Hubungan pengetahuan sikap dan tindakan terhadap status kesehatan gigi dan mulut pelajar smp/MTS pondok pesantren putri ummul mukmin. Universitas Hasanuddin. Makassar .
Donsu, J. D. (2017). Psikologi Keperawatan. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
Jahja, Y. (2012). Psikologi perkembangan. Jakarta: Kencana Prenada Media.
Kemenkes RI. (2013). Riset Kesehatan Dasar
Kemenkes RI. (2015). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut no 151 tahun 215 Pasal1.3.
Kidd EAM, B. S. (2013). Dasar-dasar penyakit karies dan penanggulangannya. cetakan 2. Jakarta: EGC. 2013: 66-96.
Machfoedz, I., (2015). Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut. Yogyakarta : Fitramaya
Norfai, Eddy Rahman. (2017). Hubungan Pengetahuan Dan Kebiasan menggosok Gigi Dengan Kejadian Karies Gigi Di Kota Banjarmasin Tahun (2017). Banjarmasin: Fakultas Kesehatan Masyarakat.
Notoatmodjo, S. (2010). Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S. (2012). Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S. (2014). Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Nursalam. (2016). Metodologi penelitian ilmu perilaku keperawatan pendekatan praktis. Jakarta: Salemba Medika.
Pintauli S, H. T. (2010). Menuju gigi dan mulut sehat : Pencegahan dan pemeliharaannya. Medan: USU press.
Putri MH, H. E. (2012). Ilmu penyakit jaringan keras dan jaringan pendukung gigi . Jakarta.
Rahayu, Dwi Kania. (2018). Gambaran Pengetahuan Frekuensi Konsumsi Makanan Kariogenik , Dan Perilaku Menggosok Gigi Dengan Kejadian Karies Gigi.
Ramadhan, Azhari. (2016). Hubungan Pengetahuan Kesehatan Gigi Dan Mulut Terhadap Angka Karies Gigi Di Smpn 1 Marabahan: jurnal Kedokteran Gigi
Ramadhan. (2010). Serba-serbi Kesehatan Gigi dan Mulut. Jakarta: Bukune.arigan, R. (2014). Karies gigi. Jakarta: EGC.
Tarigan, R. (2012). Karies Gigi. Jakarta : Buku Kedokteran EGC.
Thalib, S. B. (2010). Psikologi pendidikan berbasis analisis empiris aplikatif. Jakarta: Kencana Media.